Bacacerpen si miskin novel online: temukan daftar cerpen si miskin cerita di Goodnovel, dengan banyak koleksi novel web populer dan buku. Masuk. Pustaka. Memenangkan Hadiah Wade adalah menantu laki-laki yang tinggal menumpang dan dibenci semua orang, tetapi sebenarnya ia adalah pewaris keluarga terpandang yang identiasnya dirahasiakan. Dia Setelahitu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Unsur ekstrinsik dari cerita malin kundang, antara lain. 1. kapan cerita tersebut diciptakan. 2. Kondisi mayarakat pada waktu cerita tersebut diciptakan, 3. pandangan hidup pengarang/pencipta cerita tersebut. Unsur instrinsik Kamumiskin sudah lama. Daripada diamuk istri karena tidak punya warisan mending kelihatannya dimiskinkan koruptor. Kan kita butuh penjelasan tentang kemelaratan (kemiskinan) kita. Hehehe. Dibanding kamu disebut miskin karena tidak bisa bekerja, akhirnya kamu lebih baik mengatakan: "Gara-gara koruptor, akhirnya kita miskin!!" Abstract This study aims to describe the portrait of poverty that exist in a collection of short stories. the Tawa Gadis Padang Sampah by Ahma d Tohari. The method of this rese arch is ContohCerpen Singkat Pengalaman Pribadi Contoh Cerpen Singkat Pengalaman Pribadi. Terimakasih. Malam itu suasana di rumah seakan begitu dingin. Semua anggota keluarga tak mengeluarkan satu patah kata pun. Bukan karena marah atau kecewa, namun karena pusing memikirkan bagaimana cara membayar iuran wisata sekolahku. Novelbercerita tentang seorang tokoh sedang cerpen bercerita tentang pengalaman hidup. Cerpen bercerita tidak sampai menimbulkan perubahan nasib, sementara novel sebaliknya. Khalil Gibran dilahirkan dalam lingkungan sebuah keluarga miskin pada 6 Desember 1883 di Bisharri, sebuah kota kecil di Libanon Utara yang terletak di kaki gunung yang Kategori Cerpen Remaja . Pengorbanannya Tak Sia Sia . Cerpen Kiriman: Charissa | Lolos Moderasi Pada: 25 November 2018 . Namanya Dira Natania. Ia biasa dipanggil Natan. Natan termasuk orang miskin. Ia kelas V. Bersekolah di sekolah elit. Itu pun dengan beasiswa. Ia mempunyai sahabat sejati. Mataram(Inside Lombok) - Pakar gizi Supriyantoro mengatakan, kekerdilan (stunting) tidak hanya dialami keluarga miskin tapi juga mereka yang berstatus keluarga mampu atau berada. "Stunting tidak hanya mengganggu pertumbuhan fisik, tapi juga terganggunya perkembangan otak," kata Ketua Umum IndoHCF tersebut dalam keterangannya yang KeluargaKim ki-taek bekerja sama untuk menutupi identitas asli mereka pada keluarga kaya raya Mr. Park [Review Film] Parasite (2019), Drama Kebohongan Keluarga Miskin - :DAFFA ARDHAN Home Menaridi Surga merupakan judul salah satu cerpen dalam buku tersebut. Menceritakan tentang sebuah keluarga miskin yang berusaha mengubah nasibnya dengan cara merantau ke kota Bandung. Berangkat dari keluarga petani miskin di Gunung Kidul Yogyakarta, Sutrimo dan istrinya, Siti Sundari, mengadu nasib ke Bandung. B37P. Belajar tentang nilai moral dapat dari mana saja. Salah satunya adalah melalui cerpen atau cerita pendek. Walau sederhana, cerpen pendidikan dapat menjadi inspirasi yang membuat pembacanya tercerahkan. Melalui bahan bacaan, pembaca tidak sekedar membaca sambil lalu. Ada penyerapan makna-makna kehidupan yang dapat mengubah pola pikir. Pada akhirnya, membuat pembacanya mengetahui cara hidup yang lebih baik. Berikut ini adalah lebih dari 15 contoh cerpen yang dapat menjadi rujukan untuk memperoleh peran moral dan menginspirasi. Selamat membaca! Daftar ISI15 Contoh Cerpen Pendidikan1. Seorang Raja yang Bertanya tentang Burung Pipit2. Cerpen Pendidikan Tentang Pensil dari Nenek3. Cerpen Pendidikan Tidak Boleh Menyalakan Klakson di Rumah Sakit4. Cerpen Pendidikan tentang Membangun Kebiasaan Baik5. Air Terakhir untuk Ibu6. Cerpen Pendidikan tentang Penghasut7. Balasan atas Kejujuran8. Cerpen Pendidikan tentang Pesan dari Ayah9. Harga Seekor Ikan Arwana10. Cerpen Pendidikan tentang Timbangan Tukang Mentega11. Keledai yang Terperangkap12. Cerpen Pendidikan tentang Menyusun Peta13. Menanam Jagung Kualitas Terbaik14. Cerpen Pendidikan tentang Seekor Sapi yang Terpenggal15. Cerpen Pendidikan Ikan Segar16. Cerpen Pendidikan Kejujuran Seorang Tukang BecakBelajar Makna Kehidupan dari Cerpen Pendidikan Setiap cerita memiliki makna mendalam yang dapat menjadi bahan perenungan. Berikut ini setiap cerpen pendidikan dan makna moralnya 1. Seorang Raja yang Bertanya tentang Burung Pipit Suatu hari di negeri yang jauh, ada seorang raja yang suka menanyakan hal unik pada para pengawalnya. Kali ini, pertanyaan yang ia ajukan cukup membuat pusing para pengawal dan penghuni istana lainnya. Pertanyaan yang raja ajukan adalah “Tahukah kamu berapa jumlah burung pipit yang ada di negeri ini?”. Jelas saja mereka semua kebingungan, karena tidak mungkin melakukan perhitungan tentang hal tersebut. Pertanyaan unik ini rupanya sampai ke telinga seorang pengembara yang sedang singgah di negeri itu. Ia pun kemudian mengunjungi istana dan bertanya pada pengawal perihal pertanyaan sang raja. Setelah mendengar pertanyaan itu, ia minta izin untuk menemui raja untuk memberitahu jawabnya. Ketika sudah berhadapan dengan sang raja, raja berkata “Berapa jawabmu?”. Ia pun menjawab, “Burung pipit di negeri ini ada dua puluh ribu lima ratus tiga puluh tiga ekor, baginda”. Raja pun tercengang dan bertanya “Bagaimana kamu mengetahuinya?”. Pengembara menjawab “Baginda dapat melakukan perhitungan dengan teliti. Apabila jumlahnya lebih sedikit dari saya sebutkan, maka akan ada burung pipit yang datang dari negeri lain untuk mengunjungi keluarganya di sini. Sebaliknya, apabila jumlahnya kurang, maka akan ada burung pipit dari negeri ini yang pergi mengunjungi kerabatnya di luar negeri.” Raja sangat menyukai jawaban cerdik pengembara itu. Ia pun memberikan hadiah yang berharga untuknya. Pesan Moral Berpikirlah cerdik atas setiap situasi. 2. Cerpen Pendidikan Tentang Pensil dari Nenek Adi adalah seorang anak sekolah yang duduk di bangu kelas 6 SD. Dia adalah anak yang bertanggung jawab. Namun, suatu ketika ia bersedih karena memperoleh nilai yang buruk pada mata pelajaran ilmu alam. Ketika sedang tenggelam dalam kesedihannya, nenek yang sangat menyayanginya masuk ke kamarnya dan menanyakan keadaannya. Adi pun menceritakan tentang nilainya yang sangat tidak memuaskan. Kemudian, nenek justru memberikan sebuah hadiah kecil untuknya. Hadiah ini berisi sebuah pensil baru dengan gambar karakter kesukaan Adi. Adi sedikit tersenyum, namun bermaksud menolak hadiah dari nenek karena merasa tidak pantas. Ia berkata “Aku tak pantas mendapatkannya sebagai hadiah, Nek, nilaiku kan jelek” katanya dengan sedih. Nenek pun menjawab “Terimalah nak, sebab pensil ini mirip denganmu”. Adi pun nampak kebingungan dengan maksud nenek. Nenek melanjutkan “Pensil ini perlu diraut hingga runcing agar berguna. Ia melalui proses yang menyakitkan. Sama seperti dirimu yang perlu melalui proses jatuh bangun yang sakit hingga menjadi manusia yang berguna nantinya”. Adi pun mengerti dan mulai tersenyum. Pesan Moral Setiap orang perlu melalui proses menyakitkan untuk membentuk dirinya. 3. Cerpen Pendidikan Tidak Boleh Menyalakan Klakson di Rumah Sakit Suatu hari ada seorang ibu muda yang baru saja mengunjungi temannya yang sakit di rumah sakit. Ketika akan menyetir keluar dari area parkir, jalannya terhalang oleh mobil lain yang sedang menurunkan penumpang. Ibu muda ini menjadi tidak sabar, ia mulai membunyikan klakson berkali-kali. Seorang dokter muda datang menghampiri mobilnya dan menegur agar ibu ini berhenti membunyikan klakson. Alasannya, karena memang tidak diperkenankan membunyikan suara keras di area rumah sakit. Namun, ibu muda ini justru semakin kesal dan berkata kasar pada dokter muda tersebut. Keributan pun terjadi dan banyak orang kemudian mendekat untuk melerai. Sebagian menyalahkan dokter muda karena mereka berpendapat bahwa tidak sepantasnya seorang dokter marah-marah. Namun, juru parkir rumah sakit lalu mendekat dan memberikan kesaksian, bahwa ibu muda lah yang telah melanggar ketentuan dengan membunyikan klakson dengan keras dan berkali-kali. Ibu muda ini pun akhirnya pergi meninggalkan area rumah sakit dengan tertunduk malu. Pesan Moral Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Artinya, dimanapun berada, ikutilah ketentuan atau peraturan yang berlaku pada tempat tersebut. 4. Cerpen Pendidikan tentang Membangun Kebiasaan Baik Alkisah ada seorang anak remaja bernama Nita. Nita memiliki kebiasaan buruk, yaitu sering tidak tepat waktu dan bahkan melanggar janji. Ia beberapa kali telah mengecewakan teman-temannya karena kebiasaan buruk ini. Suatu kali Nita dan beberapa orang temannya membuat janji untuk berangkat berlibur bersama di akhir pekan. Mereka bersepakat untuk berkumpul dan berangkat pada pukul 7 pagi. Namun, Nita sendiri yang tak kunjung muncul hingga pukul 8. Hingga akhirnya, salah satu teman menelepon Nita dan mengetahui bahwa ia terlambat bangun dan terpaksa tidak jadi ikut berlibur. Teman-teman kecewa karena sudah terlanjur menunggunya. Mereka jadi berangkat terlalu siang hingga akhirnya terjebak macet. Beberapa tahun berlalu, Nita masih berteman baik dengan teman-temannya saat remaja dulu. Suatu hari Nita bermaksud ingin mengajak teman-temannya reuni untuk bernostalgia tentang masa remaja mereka. Nita pun mengundang teman-temannya ke rumahnya untuk datang makan malam. Ia sibuk sejak siang untuk mempersiapkan hal tersebut. Namun, hingga jam yang telah disepakati, belum ada temannya yang datang. Bahkan hingga tengah malam, Nita duduk sendirian di meja makannya. Rupanya, teman-temannya tidak dapat hadir dan tidak memberi kabar karena mengira hal tersebut adalah hal yang biasa bagi Nita. Pesan Moral Jangan membangun kebiasaan buruk. 5. Air Terakhir untuk Ibu Meira adalah seorang gadis remaja yang menyayangi ibunya. Suatu hari, ibunya jatuh sakit. Karena ayahnya sibuk bekerja, maka Meira lah yang harus merawat ibunya. Suatu malam, ibu membangunkan Meira dengan suara seraknya. Ibu meminta Meira mengambil segelas air untuknya. Walau enggan harus turun dari tempat tidur di tengah malam, Meira melakukannya juga. Ia mengambil segelas air, lengkap dengan tutupnya. Kemudian, meletakkannya di nakas samping tempat tidur Ibu. Kemudian, ia sendiri kembali tidur. Paginya saat bangun, Meira terkejut bukan main. Rumahnya sudah sangat ramai. Bendera kuning sudah terpasang di teras rumahnya. Ibu Meira meninggal dunia. Hingga beberapa tahun berlalu, air terakhir untuk Ibu yang Meira ambilkan masih ada pada nakas samping tempat tidur ibu. Meira tidak pernah memindahkannya. Segelas air itu menjadi kenangan bagaimana Meira berbakti pada ibunya hingga waktu terakhir. Pesan Moral Berbaktilah pada orang tua pada setiap kesempatan, agar tidak menyesal. 6. Cerpen Pendidikan tentang Penghasut Suatu masa ada seorang gadis kecil bernama Maya. Maya adalah anak dari pedagang ubi kukus. Keluarganya bergantung hidup dari dagangan tersebut. Mereka memiliki sebuah kebun ubi kecil di samping rumah mereka. Setiap hari Kamis sore, Maya ikut belajar mengaji di Masjid yang letaknya di kampung sebelah. Para orang tua biasanya membawakan makanan untuk anak-anak yang belajar mengaji di Masjid. Orang tua Maya tidak pernah ikut menyumbang makanan untuk anak-anak tersebut. Namun, suatu hari keluarga mereka memiliki kelebihan hasil panen ubi. Orang tua Maya sangat senang, karena mereka berpikir akhirnya ada kesempatan untuk menyumbang makanan untuk anak-anak yang belajar mengaji di Masjid. Maka, Kamis sore itu Maya membawa ubi rebus dalam panci yang cukup besar. Ia meletakkannya berjejer dengan makanan-makanan lain. Namun, salah seorang anak lain bernama Yati melihat ubi tersebut dan berkata “ih ubi tidak enak, siapa sih yang membawa makanan seperti ini kesini”. Karena perkataan Yati, nyaris tidak ada anak yang memakan ubi kukus dari orang tua Maya. Khawatir orang tuanya akan sedih, Maya berusaha memakan semua ubi kukus yang tersisa. Maya berjalan pulang dengan perut yang sangat kenyang hingga ia muntah di bawah pohon dalam perjalanan pulang. Ia berjalan pulang dengan menangis. Pesan Moral Perkataan dapat menjadi berkat, perkataan juga dapat sangat menyakiti orang lain. 7. Balasan atas Kejujuran Edi adalah seorang remaja yang akan lulus SMA tahun ini. Ia sangat ingin melanjutkan kuliah. Namun apa daya, orang tuanya sudah tak mampu membiayainya untuk melanjutkan sekolah. Suatu siang saat ia pergi ke pasar atas permintaan ibunya untuk berbelanja, ia menemukan sebuah kantong plastik berada pada bangku di pelataran kios yang tutup. Edi duduk pada bangku itu untuk beristirahat sebelum pulang. Karena iseng, ia membuka bungkusan yang tertinggal tersebut. Ia pikir mungkin itu adalah sampah yang sudah tidak terpakai. Namun, alangkah terkejutnya ia sebab bungkusan itu berisi lembaran uang pecahan ratusan ribu dengan jumlah yang banyak. Ia langsung membayangkan dapat pergi kuliah dengan uang tersebut. Mungkin itu adalah jawaban Tuhan atas doa-doanya. Tetapi ia teringat ajaran orang tuanya tentang kejujuran. Ia pun kemudian melaporkan penemuanya ke kantor polisi. Seminggu kemudian, pemilik uang itu datang ke rumah Edi dan menawarkan sebuah beasiswa pendidikan. Balasan atas kejujuran yang sebelumnya sama sekali tidak Edi duga. Pesan Moral Peganglah teguh prinsip kebaikan. 8. Cerpen Pendidikan tentang Pesan dari Ayah Nana memiliki seorang ayah yang posesif. Ia sering kesal atas perilaku ayahnya tersebut. Ayah Nana melarang Nana untuk pulang terlalu larut. Padahal, Nana masih ingin nongkrong dengan teman-temannya. Nana berpikir, ayahnya berlebihan. Sebab, menurut Nana, teman-temannya sering pulang lebih larut darinya, dan tidak pernah terjadi hal buruk karenanya. Namun, walaupun Nana telah mengutarakan kekesalannya, ayahnya tetap keras kepala. Ayah Nana selalu mengirim pesan agar Nana dapat segera pulang apabila telah melewati pukul 9 malam. Nana kadang menjawab, namun sering juga mengabaikannya karena kesal. Suatu malam, Nana pulang terlalu larut karena lupa waktu saat mengerjakan tugas kuliah bersama teman-temannya. Waktu telah hampir pukul 10 malam. Namun aneh, tidak ada pesan dari ayah. Nana pikir, mungkin HP ayah habis baterai. Sesampainya di rumah, betapa kagetnya Nana. Jalan depan rumah Nana sudah ada tenda dan bendera kuning. Ayah Nana meninggal pukul 8 malam akibat serangan jantung. Pantas saja, ia tidak mengirim pesan untuk Nana pada pukul 9 malam. Pesan Moral Hargailah kasih sayang orang tua, 9. Harga Seekor Ikan Arwana Suatu hari ada seorang guru yang ingin mengajarkan tentang nilai diri kepada murid kesayangannya. Ia pun menyuruh muridnya untuk mengambil foto ikan arwana miliknya. Kemudian, ia menyuruh muridnya untuk mencari orang yang mau membeli ikan tersebut dengan harga terbaik. Pertama-tama, guru itu menyuruh muridnya menawarkan ikan tersebut ke tetangga sebelah. Ketika murid itu pulang, guru bertanya berapa harga yang tetangga tersebut mau bayarkan untuk ikan itu. “60 ribu rupiah, guru” kata murid itu. Kemudian, guru itu menyuruh murid pergi menawarkan untuk kedua kalinya. Kali ini ia menyuruh murid itu ke toko ikan hias. Saat pulang, mata murid itu masih berbinar-binar. Ia melaporkan “Toko itu ingin membelinya dengan harga 1 juta rupiah, guru”. Guru itu tersenyum dan berkata bahwa ia tidak akan menjual ikan kesayangannya tersebut. Ia melanjutkan penjelasannya “kita semua menarik dan berharga pada mata orang yang mengerti nilai diri kita”. Pesan Moral Setiap manusia berharga dan menarik untuk setiap orang lain yang mengerti. 10. Cerpen Pendidikan tentang Timbangan Tukang Mentega Suatu kali pada sebuah desa hiduplah peternak dan tukang mentega yang bertetangga. Tukang mentega berlangganan susu dari peternak sebagai bahan untuk membuat mentega. Suatu kali, peternak ingin membuat roti bakar, sehingga ia bermaksud membeli mentega dari tetangga tersebut. Maka, ia pun membeli sekilo mentega dari tukang mentega. Begitu sampai rumah, peternak terkejut karena timbangan mentega yang ia terima tak sampai 1 kilo. Padahal, ia membayar harga untuk 1 kilo mentega. Merasa kesal, ia memberitahukan hal ini pada perangkat desa. Perangkat desa kemudian mendatangi rumah tukang mentega bersama peternak itu. Peternak itu berkata “Apa yang kau lakukan padaku ini? Mengapa engkau menipu timbangan mentega yang kubeli darimu?”. Tukang mentega pun menjadi kaget juga. Pada hadapan perangkat desa, ia menjawab “Aku tidak memiliki timbangan, aku terlalu miskin untuk membelinya. Maka, aku selalu menimbang mentega dengan susu yang kubeli darimu”. Maka, terungkaplah bahwa yang selama ini melakukan penipuan timbangan adalah peternak. Perangkat desa kemudian membawa peternak untuk mendapatkan sanksi yang layak. Pesan Moral Tindakan buruk akan selalu kembali pada pelakunya. 11. Keledai yang Terperangkap Suatu hari ada seorang pemuda yang memelihara seekor keledai. Ia sangat menyayangi keledai tersebut, karena ia mendapatkannya pada hari ulang tahun yang kelima belas dari orang tuanya. Pada suatu sore, pemuda ini membawa keledainya berjalan-jalan ke hutan. Tak terduga, keledai tersebut terperosok masuk ke dalam sebuah lubang. Pemuda itu kemudian melakukan segala cara untuk mengeluarkan keledai itu, namun hasilnya nihil. Ketika hari menjelang malam, mereka berdua sudah sama-sama kelelahan. Pemuda itu kemudian justru melempar gundukan tanah ke lubang tersebut. Ia berpikir, “Ah usai sudah, biar ku kubur keledai kesayanganku ini”. Namun, keledai itu justru melompat ke setiap gundukan tanah yang pemuda itu masukkan. Semakin banyak gundukan tanah, semakin keledai dekat dengan tepi atas lubang. Pada akhirnya, keledai itu justru dapat keluar dari lubang. Pesan Moral Terkadang kita tanpa sengaja menemukan sebuah solusi ketika mengikhlaskan atau melepaskan sesuatu. 12. Cerpen Pendidikan tentang Menyusun Peta Suatu hari ada seorang gadis kecil yang terus menerus mengganggu ayahnya. Ia belum bisa memahami bahwa ayahnya sedang bekerja. Yang ada pada pikirannya hanya ingin bermain dengan ayahnya. Si ayah kemudian mendapat ide untuk membuat sibuk anaknya, sehingga tidak mengganggunya bekerja. Ia merobek sebuah halaman majalah yang berisi peta dunia. Ia membagi gambar tersebut menjadi beberapa potongan. Ia lalu berkata “Pergilah ke kamarmu, dan susun gambar peta ini.” Gadis kecil itu lalu pergi kamar dengan gembira. Namun, tak berselang lama, ia sudah kembali dan membawa gambar peta yang utuh. Si ayah menjadi kaget. “Bagaimana kamu melakukanya?” tanya nya pada putrinya itu. “Ada gambar wajah seorang wanita di balik gambar peta itu. Aku menyusun gambar wajah itu, sehingga gambar peta disebaliknya juga tersusun”. Si ayah pun kemudian tersenyum dan memeluk putri cerdasnya itu. Ia sama sekali tak menduga putrinya dapat melakukan hal tersebut. Pesan Moral Selalu ada sisi lain dalam setiap tantangan kehidupan yang manusia hadapi. 13. Menanam Jagung Kualitas Terbaik Suatu hari ada seorang petani jagung yang berhasil memanen jagung dengan kualitas terbaik. Ia bahkan berhasil memenangkan beberapa kontes. Kehebatan petani itu pun sampai ke telinga seorang jurnalis yang kemudian datang untuk melakukan wawancara. Dalam wawancara tersebut, terungkap bahwa petani ini selalu membagikan benih jagungnya pada beberapa petani lain yang adalah tetangganya. Tak memahami maksud petani, jurnalis itu pun bertanya “Mengapa engkau melakukannya? Bukankah para petani itu juga bersaing dalam kontes?” Petani itu menjawab “Apakah kamu tidak mengetahui tentang penyerbukan silang? Para serangga selalu berkeliling kebun untuk melakukan penyerbukan. Apabila ia datang dari kebun tetangga, maka akan terjadi penyerbukan silang. Aku tidak mau jagungku bersilang dengan bibit yang kurang baik. Maka aku membagikan bibit terbaik dengan para tetangga. Dengan demikian, mereka menanam jagung kualitasnya sama baiknya dengan jagungku.”. Jurnalis itu pun kemudian mengerti dan terkagum-kagum dengan tindakan petani ini. Pesan Moral Lakukanlah yang terbaik untuk orang lain seperti untuk dirimu sendiri. 14. Cerpen Pendidikan tentang Seekor Sapi yang Terpenggal Alkisah ada sebuah keluarga miskin yang bergantung hidup dari seorang sapi perah. Setiap hari keluarga tersebut memerah air susu sapi dan menjualnya ke pasar. Mereka hidup sangat pas-pasan dari hasil penjualan itu. Kemudian, suatu hari ada seorang pengelana yang singgah ke rumah keluarga miskin tersebut. Keluarga miskin menceritakan tentang kehidupan mereka pada pengelana tersebut. Kemudian, pada subuh hari, ketika hari masih gelap, pengelana itu bangun. Ia memenggal kepala sapi milik keluarga miskin itu, kemudian pergi melanjutkan perjalanannya. Beberapa tahun kemudian, pengelana itu kembali ke rumah itu. Penampakan rumah sudah sangat berbeda. Rumah reyot telah berubah menjadi rumah yang asri dan terawat. Ternyata pemiliknya masih keluarga yang sama. Pengelana itu juga masih disambut dengan sangat baik. Keluarga itu menceritakan bagaimana mereka berusaha mencari penghasilan dengan cara lain setelah orang tak dikenal memenggal sapi mereka. Mereka justru keluar dari himpitan ekonomi setelah satu-satunya tempat mereka bergantung sudah tidak ada lagi. Sampai pada akhir cerita, pengelana itu tidak berkata jujur tentang apa yang telah ia lakukan sebelumnya. Walau demikian, niatnya telah tercapai. Pesan Moral Manusia akan berusaha lebih keras ketika sedang terhimpit. 15. Cerpen Pendidikan Ikan Segar Orang Jepang selalu menyukai ikan segar. Namun, perairan dekat Jepang tidak memiliki banyak ikan. Para nelayan harus pergi lebih jauh ke tengah laut untuk menangkap ikan, kemudian menjualnya ke pasar. Oleh sebab itu, kapal penangkap ikan perlu menjadi lebih besar, sebab mereka perlu pergi lebih jauh. Semakin jauh para nelayan pergi untuk mencari ikan, semakin lama waktu yang mereka butuhkan untuk membawa ikan hingga menepi ke daratan. Jadi, pada saat mereka kembali dan mencapai pasar, ikan-ikan itu tidak segar lagi. Untuk mengatasi masalah ini, nelayan memasang freezer di kapal mereka. Mereka akan membekukan ikan yang mereka tangkap. Ini membantu dalam menjaga kesegaran ikan untuk jangka waktu yang lebih lama. Tetapi, kesegaran seperti yang diinginkan orang–orang Jepang ternyata tidak dapat dipertahankan dengan cara ini. Harga ikan beku kemudian mulai turun. Lalu, para nelayan yang khawatir memasang tangki ikan di kapal. Mereka akan menangkap ikan dan menyimpannya hidup-hidup di dalam tangki. Ikan-ikan itu akan berlarian sedikit, lalu berhenti bergerak sesudahnya. Mereka tidak mati, hanya lelah dan bosan. Sayangnya, ikan–ikan yang demikian ternyata tidak terasa segar ketika orang-orang mengkonsumsinya. Jadi bagaimana para nelayan Jepang memecahkan masalah? Untuk menjaga ikan tetap segar dan hidup sepanjang perjalanan, para nelayan menambahkan hiu kecil di tangki ikan mereka. Memang, hiu akan makan beberapa ikan, tetapi masih banyak yang tersisa dalam keadaan hidup dan segar ketika mereka sampai di pasar. Hiu menciptakan tantangan bagi ikan–ikan dan membuat mereka tetap aktif sepanjang perjalanan. Pesan Moral Manusia justru bertumbuh segar dalam lingkungan yang menantang. 16. Cerpen Pendidikan Kejujuran Seorang Tukang Becak Suatu ada hari ada seorang tukang becak yang selalu mangkal tak jauh dari sekolah. Ada beberapa anak yang hampir setiap hari menggunakan jasa tukang becak ini untuk mengantar mereka pulang. Salah satunya adalah Dion. Rumah Dion berjarak sekitar 2 kilometer dari sekolah. Siang itu, seperti biasa, Dion menggunakan jasa tukang becak tersebut. Setelah sampai, Dion membayar biaya jasa tersebut sebesar Pada siang hari berikutnya, Dion kembali menggunakan jasa tukang becak itu. Namun ada hal yang berbeda. Kali ini tukang becak itu enggan menerima bayaran. Tukang becak itu mengatakan “Pada uang yang kemarin kamu bayarkan, ada uang yang terlipat. Jadi kamu sudah membayar ongkos 2x lipat kemarin. Hari ini, kamu tidak perlu membayar”. Mereka pun saling bertukar senyuman. Pesan Moral Pekerjaan apapun perlu dilakukan dengan integritas dan kejujuran Belajar Makna Kehidupan dari Cerpen Pendidikan Demikianlah lebih dari 15 contoh cerpen yang dapat menjadi rujukan untuk belajar tentang nilai-nilai moral dan inspirasi. Pembaca cerpen dapat menghayati setiap cerita dan melakukan refleksi secara mandiri. Sehingga, pembaca akan memperoleh pencerahan dari cerita-cerita tersebut. Kemudian, menerapkan nilai-nilai baik dalam kehidupannya sehari-hari. Harapannya, pembaca dapat menjalani kehidupan yang semakin baik. Beberapa makna kehidupan yang dapat pembaca resapi dari beberapa cerita diatas adalah kejujuran, integritas, dan bekerja keras. Selain itu, ada juga makna kehidupan mengenai nilai diri, kecerdikan, dan ketaatan pada peraturan yang semua cerita ini dapat menjadi rujukan yang bermanfaat untuk lebih mendapatkan pemahaman tentang cerpen pendidikan. Selamat membaca! Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Cerpen Pak Miskin dan Kartu MiskinnyaAwan berarak. Cerah sekali warnanya. Biru dan membiru sebagai penghias langit nan tinggi. Mengornamen pagi itu. Seorang lelaki tampak bergegas. Langkahnya cepat sekali. Kantor Kelurahan menjadi targetnya. Hari itu lelaki yang bersandal jepit butut dengan baju kaos partai dan celana pendek bola datang ke Kantor kelurahan. Tujuannya amat jelas, memenuhi undangan kelurahan yang diterima istrinya kemarin sore." Alahmdulillah Bu. Akhirnya kita tercatat sebagai orang miskin. Dan kita sudah sah sebagai warganegara miskin," ujarnya kepada istrinya usai membaca surat yang diberikan istrinya. Istrinya hanya terdiam. Bingung. " Kok bangga sekali jadi orang miskin," pikir istrinya sembari berlalu meninggalkan sang suami yang masih menatap surat dari kelurahan itu dengan wajah sumringah. Seolah-olah baru saja memenangkan undian lotere berhadiah milyaran dari kantor kelurahan, lelaki miskin itu tak langsung pulang ke rumah. Tujuannya kini ke pasar. menemui rekan-rekan sejawatnya. Tukang parkir, tukang becak, dan sejumlah profesi lainnya yang koheren dengan profesi tak berdaya ledak tinggi sepertinya dirinya sebagai pemulung. lelaki itu ingin mengabarkan kabar bahagia yang diterimanya. Dan kabar gembira ini harus diketahui oleh rekan sejawatnya biar mareka mendapatkan juga predikat orang miskin dari Pemerintah." Kamu ini kok aneh. aneh sekali. Bahagia banget dapat kartu miskin," tanya rekannya yang berprofesi sebagai tukang tabal ban." Kamu harus tahu dan pahami bahwa dengan kartu ini kita telah mendapat legitimasi dari pemerintah sebagai orang miskin. Sah sebagai orang miskin. Tak perlu didata lagi," ungkapnya dengan nada suara gembira." Betul sekali. buat apa kita selama ini didata. Ditanyain ini itu. Memusingkan kepala. Ujung-ujungnya tetap miskin,' bela rekannya." Nah sekarang saya mau tanya?Apa keuntungannya dapat kartu miskin," tanya temannya lagi dengan rasa penasaran." Banyak keuntungan yang akan kita dapati. Ntar kamu kalau sudah dapat kartu baru bisa merasakan saktinya kartu ini. Sekarang saya mau pulang. mau mengabarkan kepada istri kabar bahagia ini," katanya sambil meninggalkan rekan-rekannya yang masih miskin itu tidak pernah merasa sedih dengan nasib miskinnya. Sama sekali tak protes dengan nasib keluarganya juga miskin. Ayahnya cuma seorang penarik becak. Adiknya juga sama. Meneruskan profesi Ayahnya sebagai pembecak. Demikian juga dengan adik perempuannya. Hanya sebagai buruh cuci harian di miskin itu juga tak pernah protes kepada Tuhan soal kenapa dirinya miskin. Apalagi kepada pemerintah. Bagi lelaki miskin itu kemiskinan dirinya dan keluarga sudah menjadi takdir hidup yang tak bisa dilawan. apalagi diprotes sebagaimana demo protes yang sering dilihatnya di televisi milik tetangganya. " Buat apa protes? tak ada gunanya. Vma buang-buang waktu saja,' ungkapnya sewaktu temannya mengajak dirinya protes ke Pak RT kenapa mareka tidak dapat beras miskin." Toh mareka punya data kok siapa warga miskin di RT kita. jangan-jangan kita bukan warga miskin,' ujarnya sembari ketawa yang membuat temannya langsung lelaki itu merasa tak perlu susah lagi kalau ada pembagian beras buat warga miskin. dirinya sudah punya kartu miskin dari negara. Dirinya tak perlu mengantri lagi kalau ada pembagian sembako murah. dirinya suda punya kartu miskin." Makanya kamu harus dapat kartu miskin dari negara kalau kamu mau tidak mau antri kalau ada pembagian sembako," pesannya kepada teman-temannya. 1 2 Lihat Cerpen Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di sebuah desa yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, hiduplah satu keluarga yang beranggotakan tiga orang. Mereka adalah Gilang, Iriana, dan buah hati mereka, Anjas. Mereka tinggal di gubuk kecil berukuran 3x3 meter yang terbuat dari kayu dengan lantai beralaskan malam, hanya lampu teplok yang terpasang di beberapa sudut yang menemani mereka di gelapnya malam. Bila sedang hujan, airnya memasuki gubuk kecil itu melalui celah-celah atapnya seraya ikut merasakan kesedihan orang di dalamnya. Dinginnya angin malam yang menusuk tulang, tak terasa begitu menyakitkan daripada sulitnya mereka banting tulang mencari uang untuk makan. Pagi itu, Gilang menyusuri lebatnya hutan mencari kayu untuk dijual di pasar yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Sedangkan istri dan anaknya, mencari sayuran yang terselip di antara rindangnya pepohonan hutan untuk mereka Gilang mendapatkan beberapa ikat kayu, dia langsung menuju pasar untuk menjualnya. Dia tak banyak berharap pada nominal yang dia dapatkan. Bila kayunya terjual, dia sudah sangat bersyukur. Paling tidak, dia pulang dengan membawa sedikit jam dia menunggu pembeli di bawah teras toko beratapkan seng yang sewaktu-waktu bisa menimpanya. Di tengah rasa kantuk yang menghampirinya, dia melihat Pria Berjaket Kuning memanggilnya, Gilang langsung menghampiri Pria Berjaket Kuning itu."Kamu jualan kayu bakar?" tanya Pria Berjaket Kuning yang terlihat lebih tua dari Gilang. "Iya, Pak." Jawab Gilang."Berapa harganya?" tanya Pria Berjaket Kuning."Dua ikat, saja, Pak." Jawab Gilang kepada Pria Berjaket Kuning yang duduk di dalam mobilnya. 1 2 3 4 5 6 Lihat Cerpen Selengkapnya